Sabtu, 26 Maret 2016
Karomah KH. Hasyim Asy'ari
Narasumber :
Gus Riza Yusuf Hasyim, dan Gus Agus Muhammad Zaki, Jombang
(Cucu KH. Hasyim Asyari)
Gus Riza Yusuf Hasyim, dan Gus Agus Muhammad Zaki, Jombang
(Cucu KH. Hasyim Asyari)
1. Pondok Pesantren Tebu Ireng sebagai salah satu markas
pasukan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia
Pada waktu
terjadi perang kemerdekaan, semua orang yang akan pergi perang untuk mengusir
penjajah, mereka semua dikumpulkan oleh KH. Hasyim Asyari di pondok pesantren
Tebu Ireng. Mereka diberi minum air sambil membaca ”Ya Allah Ya Hafidh, Ya
Allah Ya Muhith, Fanshurna 'ala qaumil kafiriin.”
Bagi
orang-orang yang beliau kumpulkan tersebut, KH. Hasyim Asyari memberi beberapa
pantangan yang tidak boleh mereka langgar selama berperang. Siapa saja yang
melanggar pantangan tersebut, mereka pasti terkena tembakan musuh.
Para pejuang
yang dikaruniai umur panjang oleh Allah selalu menceritakan kisah ini, termasuk
salah seorang dari mereka yang bernama Pak Si'in.
2. Mengetahui kejadian ditempat yang jauh
Allah memberi kemampuan kepada KH. Hasyim Asyari untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di tempat lain, meskipun tempat itu jauh, hal ini sama dengan kemampuan yang diberikan Allah kepada salah seorang sahabat Nabi, yaitu Umar bin Khattab, beliau dapat mengetahui apa yang sedang terjadi dengan pasukannya dan memberi perintah kepada pasukan tersebut dari atas mimbar.
Allah memberi kemampuan kepada KH. Hasyim Asyari untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di tempat lain, meskipun tempat itu jauh, hal ini sama dengan kemampuan yang diberikan Allah kepada salah seorang sahabat Nabi, yaitu Umar bin Khattab, beliau dapat mengetahui apa yang sedang terjadi dengan pasukannya dan memberi perintah kepada pasukan tersebut dari atas mimbar.
Ketika KH.
Hasyim Asyari sedang memberi pengajian kepada para santri di pondok pesantren Tebu
Ireng, pada saat yang sama beliau dapat mengetahui pasukan pejuang yang beliau
didik sedang berperang melawan musuh di daerah Pare, sebuah daerah yang jauhnya
kira-kira 30 km dari pondok pesantren Tebu Ireng.
KH. Hasyim
Asyari di samping mampu melihat perang yang sedang berlangsung di daerah Pare
tersebut, beliau pun juga memberi perintah kepada pasukan pejuang yang sedang
berperang itu.
Penjajah
tidah pernah berhasil menghacurkan pondok pesantren Tebu Ireng
Pesantren beliau berkali-kali di bom oleh pasukan penjajah, tapi bom itu tidak pernah meledak.
Pesantren beliau berkali-kali di bom oleh pasukan penjajah, tapi bom itu tidak pernah meledak.
3. Memberi amalan kepada santri
Jika KH. Hasyim Asyari ingin memberi ‘amalan’ kepada santrinya, maka dipanggilnya 3 orang santri, dilihatnya dengan mata hatinya. Dengan mata hati, beliau memilih salah seorang dari ketiga santri tersebut yang benar-benar memiliki kemampuan untuk melaksanakan ‘amalan’ yang akan beliau berikan. Berikutnya, 2 orang santri yang tidak beliau pilih mereka disuruh keluar dari ruangan tempat mereka dipanggil.
Jika KH. Hasyim Asyari ingin memberi ‘amalan’ kepada santrinya, maka dipanggilnya 3 orang santri, dilihatnya dengan mata hatinya. Dengan mata hati, beliau memilih salah seorang dari ketiga santri tersebut yang benar-benar memiliki kemampuan untuk melaksanakan ‘amalan’ yang akan beliau berikan. Berikutnya, 2 orang santri yang tidak beliau pilih mereka disuruh keluar dari ruangan tempat mereka dipanggil.
4. Kelebihan dari santri pondok pesantren Tebuireng
Pada waktu Jepang menjajah Indonesia, di daerah Jombang, juga terdapat tentara Jepang, jika tentara Jepang mendatangi pondok pesantren Tebu Ireng, kendaraan yang dipakai oleh tentara jepang tersebut tidak bisa berjalan jika bannya disentuh oleh para santri dari KH. Hasyim Asyari.
Pada waktu Jepang menjajah Indonesia, di daerah Jombang, juga terdapat tentara Jepang, jika tentara Jepang mendatangi pondok pesantren Tebu Ireng, kendaraan yang dipakai oleh tentara jepang tersebut tidak bisa berjalan jika bannya disentuh oleh para santri dari KH. Hasyim Asyari.
5. KH. Hasyim Asyari ditahan oleh penjajah
KH. Hasyim Asyari pernah di tahan oleh tentara Jepang. Jepang tidak menyukai KH. Hasyim Asyari karena KH. Hasyim Asyari mencela ibadah para tentara Jepang tersebut, yaitu setiap pagi para tentara Jepang wajib memberi penghormatan kepada matahari. Selama KH. Hasyim Asyari didalam tahanan, para santri beliau datang dan akhirnya pihak Jepang melepaskan beliau.
KH. Hasyim Asyari pernah di tahan oleh tentara Jepang. Jepang tidak menyukai KH. Hasyim Asyari karena KH. Hasyim Asyari mencela ibadah para tentara Jepang tersebut, yaitu setiap pagi para tentara Jepang wajib memberi penghormatan kepada matahari. Selama KH. Hasyim Asyari didalam tahanan, para santri beliau datang dan akhirnya pihak Jepang melepaskan beliau.
6. KH. Hasyim Asyari memimpin musyawarah para ulama dan
mengeluarkan resolusi jihad
KH. Hasyim Asyari, disamping dikenal sebagai tokoh Islam dan pendiri NU, beliau juga dikenal sebagai pahlawan Nasional. Salah satu dari jasa beliau adalah mengenai peran serta beliau ketika terjadi perang kemerdekaan di Surabaya.
KH. Hasyim Asyari, disamping dikenal sebagai tokoh Islam dan pendiri NU, beliau juga dikenal sebagai pahlawan Nasional. Salah satu dari jasa beliau adalah mengenai peran serta beliau ketika terjadi perang kemerdekaan di Surabaya.
Ketika itu,
KH. Hasyim Asyari mengeluarkan resolusi jihad yang mewajibkan setiap orang
Islam yang tempat tinggalnya berjarak dibawah 96 km dari Surabaya, mereka wajib
datang ke Surabaya untuk berperang melawan penjajah.
Akhirnya
masyarakat Islam berbondong-bondong datang ke Surabaya dan tidak sedikit dari
mereka datang dari daerah yang jauh. Meskipun tentara pejuang hanya menggunakan
senjata seadanya tapi atas berkat do'a para ulama, Allah menurunkan
pertolongannya sehingga tentara penjajah menderita kerugian besar pada saat
perang tanggal 10 November yang kemudian diperingati sebagai hari Pahlawan oleh
Bangsa Indonesia. Serta pada tanggal 22 oktober juga diperingati sebagai Hari
Santri Nasional.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar